Rabu, 19 Januari 2011

Bagaimana Doa terkabul

Apakah yang di maksud dgn doa itu dan bagaimana doa itu cepat terkabul dan knapa doa tak kunjung terkabul...seperti yg kita ketahui jikalau doa adalah sebuah pengharapan kepada sang pencipta karena sesuatu hal,  akan menjelaskan sedikit tentang arti doa.dan Bagaimana Doa itu terkabul.

Berfirman Allah SWT :'' Aku menerima doa seorang yang berdoa kepada-Ku''(TQS al-Baqarah : 186) dan Allah berfirman dalam surah al-Mu'min ayat 60 yang artinya:''Berdoa lah kamu kepada-Ku,niscaya Aku perkenalkan bagimu.''
“Do’a itu adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Mungkin banyak yg bertanya2 Bukankah suatu kenyataan bahwa banyak orang yg memohon sesuatu tetapi ia tidak mendapatkan hasil sebagaimana yg di doakan....karena semuanya tergantung kehendak Allah,akan tetapi di terimanya doa seorang hamba oleh Allah SWT kemungkinannya bisa bermacam-macam: adakalanya diberikan menurut apa yang dimintanya,adakalanya dipalingkan atau dihindarkan dari kejahatan atau musibah seharga doa itu atau disimpan oleh Allah baginya sebagai pahala di akhirat nanti,..Dengan diperolehnya kemungkinannya bisa bermacam-macam: adakalanya diberikan menurut apa yang dimintanya,adakalanya dipalingkan atau dihindarkan dari kejahatan atau musibah seharga doa itu atau disimpan oleh Allah baginya sebagai pahala di akhirat nanti,.

Dengan diperolehnya salahsatu dari tiga perkara ini berarti Allah SWT telah memperkenankan doa orang tersebut....Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: ''Tidak ada di muka bumi seorang muslim yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa melainkan Allah berikan kepadanya sesuai yang di mintanya,atau Allah palingkan kejahatan darinya seharga doanya itu,selama ia tidak berdoa dengan suatu kedosaan atau memutuskan tali kekeluargaan.''maka berkatalah seorang laki-laki dari suatu kaum,'kalau begitu kami akan memperbanyak doa.' lalu Rasulullah SAW bersabda: '' Penerimaan Allah lebih banyak lagi.'' (H.R. At-Tirmidzi)..
Riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak nya dari riwayat Abu Said Al-Khudry :'' Atau Allah simpan kan untuk nya pahala di akhirat seharga doa itu.''


Oleh karenanya, penting bagi seseorang yang berdo’a untuk mengetahui syarat-syarat dan adab-adab dalam berdo’a, serta hal-hal yang bisa menghalangi terkabulnya do’a, sehingga do’a tersebut benar-benar akan berfungsi sebagai sebuah senjata yang ampuh. Diantara syarat dan adab dalam berdo’a adalah:
1.   Ikhlash, hadirnya hati, dan mengharap do’anya dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah tidak menerima do’a dari hati yang lalai lagi main-main (tidak bersungguh-sungguh).” (HR. At-Tirmidzi)

2.   TIdak terburu-buru

Sikap sabar dan tidak terburu-buru dalam berdo’a merupakan syarat dan adab dikabulkannya sebuah do’a. Sebaliknya, terburu-buru dan tidak sabar dalam berdo’a merupakan penghalang dikabulkannya do’a. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan hal ini dalam sabdanya:
« يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي»
رواه البخاري من حديث أبي هريرة
وفي رواية مسلم بلفظ: لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ


Akan dikabulkan do’a salah seorang diantara kalian selama ia tidak terburu-buru (dalam do’anya) dan berkata: “Saya telah berdo’a, tapi belum juga dikabulkan!” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu). Dalam riwayat Muslim dengan lafazh: “Senantiasa dikabulkan do’a seorang hamba selama ia tidak berdo’a dalam perkara dosa atau dalam rangka memutus hubungan silaturrahim, serta tidak terburu-buru.” Maka ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apa maksudnya terburu-buru (dalam do’a)?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Yaitu orang yang berdo’a tersebut berkata: ‘Saya sudah berdo’a dan berdo’a, tapi belum juga dikabulkan.’ Kemudian ia jenuh/bosan untuk berdo’a dan akhirnya meninggalkan do’a (tidak lagi berdo’a).”

3.   Menjauhi perkara yang haram

Diantara penghalang terkabulnya do’a adalah makan, minum, berpakaian dari apa-apa yang diharamkan ALLAh SWT.
Kemudian Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut lagi berdebu. Orang tersebut menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a :”Ya Tuhanku .. Ya Tuhanku ..” Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan baju yang dipakainya dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan ?”. (HR. Muslim, shahih dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu). Hadits ini menerangkan bahwa makanan yang haram merupakan sebab tidak terkabulnya do’a.

Allah SWT berfirman, artinya :”Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.” (QS Al-Baqarah: 172).

Dalam ayat lain, artinya :”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yg terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan, karena syetan itu adalah musuh yg nyata bagimu.”
(QS Al-Baqarah: 168).

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa ketika dia (Ibnu Abbas) membaca suatu ayat : maka berdirilah Sa’ad bin Abi Waqash, kemudian berkata :”Ya Rasulullah, do’akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah.”

Maka Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yg memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang daging nya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya”. (HR.At-Thabrani)

Para salafus shalih sangat berhati-hati sekali terhadap apa-apa yang akan masuk ke dalam mulut dan perut mereka. Mereka amat bersikap wara’ di dalam menjauhi hal-hal yang syubhat apalagi yang haram. Dalam kitab shahih Al-Bukhari disebutkan, ‘Aisyah radhiyallah ‘anha menceritakan bahwa Abu Bakar mempunyai pembantu yang selalu menyediakan makanan untuknya. Suatu kali pembantu tersebut membawa makanan maka iapun memakannya. Namun setelah tahu bahwa makanan tersebut didapatkan dengan cara yang haram, maka dengan serta merta ia masukkan jari tangannya ke kerongkongan, kemudian ia muntahkan kembali makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya.

Imam An-Nawawi ketika hidup di negeri Syam, ia tidak mau memakan buah-buahan di negeri tersebut. Tatkala orang menanyakan tentang sebabnya, maka ia menjawab : “Di sana ada kebun-kebun wakaf yang telah hilang, maka saya khawatir memakan buah-buahan dari kebun tersebut”.

Makanan haram bisa disebabkan memang dzatnya yang haram, seperti : bangkai, daging babi, darah dan sebagainya. Atau karena haram cara mendapatkannya, seperti dengan cara mencuri, riba, curang dalam jual beli, korupsi, suap dan lain sebagainya.

Praktek-praktek mendapatkan harta dengan cara yang haram dapat dengan mudah kita saksikan di zaman ini. Perampokan, penipuan, riba, korupsi, kolusi dan yang lainnya hampir-hampir selalu diekspos tiap hari oleh koran-koran dan televisi atau media lainnya. Seolah-olah hal ini sudah merupakan masalah yang biasa. Segala macam cara akan digunakan manusia dalam rangka untuk mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya.

Rasulullah telah bersabda: “Akan datang suatu zaman, seseorang tidak akan peduli terhadap apa yang ia ambil, apakah itu halal atau haram.” (HR. Bukhari).

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site Review 2021
    Lucky Club casino site review - trusted online casino with a Welcome bonus up to €2500. Read our exclusive review to learn more about the site's bonuses,  Rating: 4.5 luckyclub · ‎Review by LuckyClub.live

    BalasHapus