Assalamu alaikum (السلام عليكم as-salāmu `alaykum) merupakan salam dalam Bahasa Arab, dan digunakan oleh kultur Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dapat merekatkan Ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Untuk yang mengucapkan salam, hukumnya adalah Sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal." (Muslim)
Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain)Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan".
Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah”
Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” .
Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika”.Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan Salam yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan Salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi Salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah di dalam Al-Qur’an.”Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, membalas Salam dengan tiga frasa (anak kalimat) itu hukumnya Sunnah, yaitu cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kebijaksanaan membatasi Salam dengan tiga frasa ini karena Salam dimaksudkan sebagai komunikasi ringkas bukannya pembicaraan panjang.Di dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat obyektif tanpa menunjuk subyeknya.
Dengan demikian Al-Qur’an mengajarkan etika membalas penghormatan. Disini secara tidak langsung kita diperintah untuk saling memberi salam. Tidak adanya subyek menunjukkan bahwa hal saling memberi salam adalah kebiasaan normal dan wajar yang selalu dilakukan oleh orang-orang beriman. Tentu saja yang mengawali mengucapkan salamlah yang lebih dekat kepada Allah SWT sebagaimana sudah dijelaskan diatas. Hasan Basri menyimpulkan bahwa:“ Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban” Disebutkan di dalam Muwattha’ Imam Malik, diriwayatkan oleh Tufail bin Ubai bin Ka’ab bahwa,
Abdullah bin Umar RA biasa pergi ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang disana tanpa ada keperluan membeli atau menjual apapun. Ia benar-benar memahami arti penting mengawali mengucapkan salam. Pada bagian kalimat terakhir Surat An-Nisa ayat 86, Allah SWT berfirman:…" Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan".
Disini, mendahului memberi salam dan membalasnya juga termasuk yang diperhitungkan. Maka kita hendaknya menyukai mendahului memberi salam. Sama halnya kita harus membalas salam demi menyenangkan Allah SWT dan menyuburkan kasih-sayang diantara kita semua.Rasulullah SAW selanjutnya memberikan arahan memberi salam bahwa:Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan-kaki.Orang yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk.Kelompok yang lebih sedikit memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya.Yang meninggalkan tempat memberi salam kepada yang tinggal.Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di rumah (malaikat yang akan menjawab).Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu.Pengecualian kewajiban menjawab salam:Ketika sedang salat. Membalas ucapan salam ketika salat membatalkan salatnya.Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam.Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.Selanjutnya, Allah SWT menerangkan keutamaan salam di dalam surat Al-An’aam ayat 54:Jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) datang kepadamu, ucapkanlah “Salaamun’alaikum (selamat-sejahtera bagimu)”, Tuhanmu telah menetapkan bagi diri-Nya kasih-sayang. (Yaitu) Bahwa barangsiapa berbuat kejahatan karena kejahilannya (tidak tahu/bodoh) kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah s.w.t berfirman dalam surah al-Hasyr, ayat 23, mak sudnya: Dialah Allah, tiada Tuhan melainkan Dia; Yang Menguasai; Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang Melimpahkan Keamanan; Maha Pengawal; Maha Kuasa; Maha Kuat; Memiliki segala Kebesaran. Maha Suci Allah dari segala yang mereka sekutukan.”Di dalam ayat ini, as-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu daripada nama agung Allah s.w.t. Sebelum terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan ungkapan lain, seperti ‘Hayakallah’ yang ertinya semoga Allah menjagamu tetap hidup.Kemudian Islam memperkenalkan ungkapan ‘Assalamu alaikum, ertinya semoga kamu terselamat daripada segala duka, kesulitan dan nestapa.
Ibnu Al-Arabi di dalam kitabnya ‘Al-Ahkamul Quran’ mengatakan, salam adalah satu ciri Allah s.w.t dan bererti “Semoga Allah menjadi pelindungmu.’Jangan pandang remeh pada ucapan salam. Disebabkan tidak memahami kedudukan ucapan “Assalamualaikum”, ucapan selamat pagi dan good morning lebih selesa di ungkapkan.Betapa besarnya makna salam dan ungkapan “Assala amualaikum”. Elok kita dalami makna salam, antaranya:Salam bukan sekadar ungkapan kasih sayang, tetapi juga doa pengharapan agar anda selamat daripada segala macam duka derita.Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup atau selamat pagi yang sudah selamat. Kita yang belum mendapat jaminan selamat sepatutnya didoakan. Salam juga mendoakan agar hidup kita bukan saja selamat tetapi supaya mendapat penuh kebaikan.Salam mengingatkan kita semua bergantung kepada Allah s.w.t. Tidak satu pun makhluk yang boleh mencelakai atau memberikan manfaat kepada sesiapapun, juga tanpa per kenan Allah s.w.t.Perhatikanlah, ketika seseorang mengatakan kepada anda: “Aku berdoa semoga kamu sejahtera.” Maka ia menyatakan dan berjanji, yang anda aman daripada tangan (perla kuannya), lidahnya (lisan) dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan serta harga diri anda.Maknanya, orang yang mengucapkan salam itu memberikan pernyataan yang ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya daripada diriku.’ Kesimpulannya salam bererti mengingatkan (zikir) Allah dan mengingatkan diri.Ungkapan kasih sayang antara sesama Muslim adalah doa yang istimewa dan pernyataan atau pemberitahuan yang ‘anda aman daripada bahaya tangan dan lidahku.’Mulai sekarang, jangan berpisah dengan ucapan “Assa lammualaikum” sebab kelebihannya sangat hebat.Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: “Salam adalah salah satu asma (nama) Allah s.w.t yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, darjatnya ditinggikan di hadapan Allah. Jika jemaah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani).
salam.”Secara harfiah ini artinya:"Semoga diberikan keselamatan atasmu, dan rahmat Allah serta berkahNya juga kepadamu".Terima kasih anda tidak menyingkatnya menjadi Ass.wrwb., karena penyingkatan itu bisa menimbulkan makna lain. karena akan berbeda makna nya...maupuon artinya.
ketika seorang mengatakan "salam wa rohmah" apa sebenarnya artinya?
BalasHapus